Keluarga adalah sebuah komunitas inti seorang individu, keluarga dipersatukan oleh sebuah Ikatan DARAH, seorang Ayah dalam keluarga memiliki peran sebagai PEMIMPIN, seorang Ayah bertugas memastikan kalau kebahagiaan dan kesejahteraan keluarganya tetap selalu terjaga.
Seorang Ibu memiliki peran menjadi MITRA utama seorang kepala keluarga (Suami/Ayah) dalam memimpin dan mengatur keluarga.
Peran anak adalah memastikan dirinya berada pada koridor yang tepat, dimana ia bisa berkembang sesuai potensi dirinya sendiri dan juga hidup selaras dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh orangtuanya.
Seorang Ibu memiliki peran menjadi MITRA utama seorang kepala keluarga (Suami/Ayah) dalam memimpin dan mengatur keluarga.
Peran anak adalah memastikan dirinya berada pada koridor yang tepat, dimana ia bisa berkembang sesuai potensi dirinya sendiri dan juga hidup selaras dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh orangtuanya.
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
Keluarga adalah unit atau satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dengan perkembangan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat. Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Banyak hal-hal mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga, yang pada saat-saat sekarang ini sering dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran lingkungan seorang individu seringkali dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan masalah keluarga. Hal-hal semacam inilah yang sering menimbulkan masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan. Keluarga sudah seringkali kehilangan peranannya. Oleh karena itu adalah kebijaksanaan kalau dilihat dan dikembalikan peranan keluarga dan proporsi yang sebenarnya dengan skala prioritas yang pas.
Bagi perempuan, peringatan kemerdekaan Indonesia tahun ini berlangsung di tengah keprihatinan. Beberapa tahun belakangan ini terjadi berbagai peristiwa memilukan yang menimpa sebagian perempuan di negeri yang telah merdeka 65 tahun silam ini.
kekerasan terhadap wanita |
Sebagian besar kasus yang dilaporkan adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan sang suami kepada istri nya. dengan begitu kejam, melukai dan menyakiti tanpa rasa belaskasihan. bahkan sampai ada yang tega mengakhiri nyawa sang istri sendiri.
salah satu contoh kasus kekerasan rumah tangga yang terjadi adalah..
seorang wanita bernama Arina (26) warga Desa Sungai Toras, Labuhan Batu Selatan, Sumut, yang nyaris tewas di tangan suaminya sendiri. hanya karna Hal sangat sepele, yakni lantaran dia tidak menghidangkan makanan di dapur untuk suaminya atau tidak memasak. Korban mengalami luka bakar parah dan dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Pirngadi, Medan, Sumatra Utara, Rabu (29/9).
Arina dibakar hidup-hidup oleh sang suaminya, Ngertiken Sembiring (36), Minggu (19/9) silam. Perempuan yang berprofesi sebagai pedagang itu tak sempat meladeni suami makan lantaran banyak nya pembeli yang datang. Sang suami Ngertiken langsung marah-marah dan memukul Arina.
Tak hanya itu, dia bahkan menyekap Arina yang baru dinikahinya tujuh bulan itu di kamar, lantas Arina dibakar hidup-hidup. Arina mengaku, kebiasan main tangan suaminya bukan untuk pertama kali. Sejak menikah Ngertiken kerap main pukul tangan.
Namun, Arina terus menahan diri untuk menceritakan kepada keluarga. Atas perbuatannya, dan sekarang ngertiken dibui di Tahanan Kepolisian Resor Labuhan Batu. Arina berharap suaminya menerima hukuman setimpal dan dia siap mengajukan cerai.
dan Laporan terbanyak yang masuk adalah berasal dari Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sementara pulau lainnya, seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku, terbilang kecil karena akses informasi dari dan kepada lembaga serta korban, terbilang cukup sulit.
dari semua kasus yang ada, kita dapat mempelajari, dan menjadikannya pelajaran dalam hidup kita masing-masing, baik bagi kaum wanita, maupun, kaum pria, agar tidak adanya lagi Kekerasan dalam rumah tangga.
Dan kepada wanita. Seharusnya perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, harus melapor ke pihak yang berwenang atau mencari bantuan secepatnya yang terdekat seperti tetangga atau RT maupun RW untuk meminta perlindungan sementara. Dan selanjutnya dapat meminta perlindungan, pertolongan, dan keadilan seperti kepada KOMNAS PEREMPUAN. Jangan karena alasan enggan mendapat persoalan yang besar maka cenderungnya perempuan yang menjadi korban menghindari pelaporan ke polisi, dan banyak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi menjadi semakin meningkat. Hal demikian terjadi dikarenakan pelaku kekerasan berbuat semaunya, berhubungan korban enggan melapor tindak kekerasan yang dialaminya.
Stop kekerasan |
Dan kepada pria, Alangkah baiknya kaum perempuan itu dilindungi, dihargai, disayangi, dan dihormati keberadaannya. Entah itu muda, remaja, maupun tua, baik itu istri, anak, dan ibu kita sendiri. Karna pada hakikatnya ibu kita adalah kaum perempuan dan surga itu berada di telapak kaki ibu kita. begitu pula istri dan anak, mereka layaknya seperti ibu kita, yang nantinya akan menjadi seorang ibu buat anak-anak, dan ibu buat cucu-cucu. Jadi, jangan pernah berbuat kekerasan kepada perempuan. Jika itu terjadi maka sama saja berbuat kekerasan terhadap ibu kita sendiri. karna semua masalah dapat di bicarakan baik-baik, dan dapat diselesaikan dengan mencari jalan keluar yang menguntungkan dan baik buat kedua pihak sendiri. :)
STOP VIOLENCE AGAINST WOMEN.